Minggu, 17 April 2016

Adanya Kandungan Lemak Babi yang Ada di dalam Es Krim Magnum


Kabar adanya kandungan lemak babi yang ada di dalam es krim magnum dibantah. PT Unilever, produsen produk Wals termasuk Magnum memastikan produknya halal.
Jojo, P ublik Relation Magnum memastikan ketidakbenaran berita ini.  "Tidak benar berita itu," terang Jojo.
Sementara itu Ribut Purwanti, Media Relation (Humas) PT. Unilever mengatakan bahwa sebenarnya isu yang beredar seperti itu adalah tidak benar dan hanyalah Hoax alias bohong belaka saja.
"Jadi semua produk es krim yang dipasarkan oleh PT. Unilever Indonesia adalah Halal  dan itu bisa di buktikan dengan adanya sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)," jelasnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa untuk semua produk yang dimiliki oleh PT. Unilever selalu di sertai dengan kode halal dan sertifikasi. Semua produk yang memiliki kode E471 dan E472 merupakan kode Internasional yang mengandung Emulsifair atau jenis pengelmusi yaitu tambahan bahan pangan yang sebenarnya penggunaannya di perbolehkan oleh badan POM.
"Nah pengelmusi yang kita pakai itu memang mamakai pelemak yang mengandung dari lemak nabati (tumbuh-tumbuhan) jadi bukan dari hewan. Jadi sebenarnya kekhawatiran konsumen akan adanya lemak babi dalam kandungan ice cream Magnum tersebut tidak benar dan tidak mendasar," jelas Ribut Purwanti.

2. fact finding , planing, talking action , evaluating
3. -  Adanya pemetan antara  pihak internal dan pihak eksternal,  Maping kebutuhan, Maping permasalahan
-         Melakukan aktivitas PR seperti kepada media menyampaikan pesan dan berhubungan kepada khalayak
-         Aktivitas PR melakukan talking action yaitu menyiapkan lokasi, tema, pesan, media, dana , khalayak dan waktu
-         Setelah melakukan semua adanya survei, media monitoring, dan analisis.

4. media yang digunakan oleh humss ice cream wals adalah perskonpers terhadap media yang sudah menjadi relation pada PT. Uniliver , pihak humas pt unilever mengundang para media agar meliput tentang kejelasanya mengenai issue tersebut. Dengan mengundang media itu sedikit membantu dalam menangani krisis isu brand dan sebagian media akan menyebarkan ke media online seperti halnya membuat  hard news tentang pt unilever menanggapi kasus tersebut. Karna di era serba online dan praktis orang lebih memilih baca melalui internet atau aplikasi yang ada dibanding media-media cetak seperti koran dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar